Perbedaan
|
Jurnal I
|
Jurnal II
|
Judul
|
MODEL KONSEPTUAL UNTUK MENGUKUR
ADAPTABILITAS BANK SAMPAH DI INDONESIA
|
PENERAPAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGEVALUASI KINERJA MESIN-MESIN DI STASIUN GILING PABRIK GULA KREBET II MALANG
|
Pendahuluan
|
Dalam buku profil Bank Sampah
Indonesia 2012, yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dari bulan
Februari sampai Mei di Jaw dan Kalimantan angka statistik jumlah bank sampah,
penabung, sampah yang terkelola, dan penghasilan menunjukan peningkatan.
Bank sampah
akan berlanjut jika sistem yang ada dikendalikan oleh stakeholdernya yang
menguasai sistem pemberdayaan masyarakat dalam bank sampah. Program terbaik
yang dapat dilakukan bank sampah yang mengarah pada keberlanjutan adalah
menciptakan sistem pengukuran dan pemberian penghargaan kepada pengurus,
Proses adaptabilitas dalam bank sampah perlu diadakan benchmarking agar
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kemudian dapat dianalisis. Ukuran
efisiensi adalah ukuran untuk memenuhi target yang ditetapkan dengan biaya
yang relatif rendah, sedangkan ukuran efektivitas adalah suatu ukura yang
menyatakan seberapa jauh target yang telah ditetapkan oleh bank sampah
tercapai.
Belum adanya
penelitian mengenai sistem pengukuran adaptabilitas bank sampah di Indonesia
, maka disajikanlah suatu suatu ide model konseptuan dalam penelitian ini
dengan harapan akan terbentuk pemahaman yang mendalam dari keseluruhan
permasalahan atau sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank
sampah yang apabila terwujud kelak bisa teramati dan terukur, maka akan
berguna bagi pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya dan
membuat perencanaan selanjutnya dalam sistem bank sampah tersebut.
|
Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok di
Indonesia yang menjadikannya sebagai komoditas yang penting untuk dikonsumsi
bagi masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia (2009), prospek pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2-4,7 juta ton/tahun.
Permintaan gula konsumsi dan gula rafinasi yang digunakan dalam industri
makanan dan minuman meningkatkan estimasi pertumbuhan industri gula hingga 6
%. Peningkatan produksi gula nasional dapat
didorong dengan adanya pengoptimalan produksi gula pada setiap
pabrik gula di Indonesia, termasuk pada pabrik Gula Krebet Baru II Malang yang merupakan pabrik gula milik PT PG Rajawali I.
Pengoptimalan produksi gula dapat
dilakukan dengan adanya bantuan kinerja mesin-mesin produksi yang tinggi.
Namun, pabrik Gula Krebet Baru II Malang mengalami kenaikan jam berhenti
mesin yang tinggi sebesar 66,64% dari masa giling sebelumnya, yaitu dari
200,13 jam menjadi 300,33 jam. Oleh karena itu, pengukuran efektivitas mesin diperlukan
untuk mengevaluasi kinerja mesin selama masa giling dengan metode yang sering digunakan dan
terkenal dalam bidang industri untuk mengevaluasi kinerja setiap mesin, yakni
metode OEE (Overall Equipment Effectiveness).
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan penelitian ini
adalah untuk membentuk pemahaman dari seluruh permasalahan atau sistem elemen
yang membentuk sistem adaptabilitas bank sampah.
|
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja mesin- mesin di stasiun giling menggunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness)
dan
menemukan faktor
yang paling mempengaruhi
nilai OEE dengan metode six big losses.
|
Metode Penelitian
|
Penelitian bersifat eksploratori,
studi kasusnya diambil data dari bank sampah Gawe Rukun, Tanggerang. Metode
pengambilan data dengan wawancara kepada pengelola bank sampah dan kuesioner
kepada nasabah bank sampah.
|
Penelitian dilakukan dengan dua
tahap, Tahap pertama adalah survey langsung dari lokasi penelitian
untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan wawancara kepada karyawan yang ada di bagian
instalasi serta pihak lainnya yang terkait.
Tahap kedua dilakukan untuk memperoleh data sekunder
dengan cara mengumpulkan data dari studi pustaka dan dokumen yang ada di
bagian instalasi terkait penelitian ini.
|
Hasil dan Pembahasan
|
Model
pengukuran adaptabilats disini menggunakan skala ordinal dalam bentuk warna
untuk mempermudah masyarakat membaca dan mendeteksi proses adaptabilitas.
Indikator warna hijau menunjukan tidak amampu beradaptasi, merah menunjukan
kurang mampu beradaptasi, kuning menunjukan cukup mampu beradaptasi, hijau
menunjukan mampu beradaptasi, dan merah menunjukan sangat mampu beradaptasi.
Adaptabilitas dipengaruhi oleh efektifitas yang diukur dengan OEE (overall
equipment effectiveness), efisiensi, behaviour nasabah dan reason nasabah
untuk berpartisipasi dalam progrm bank sampah. Peran PEMDA dan LSM atau komunitas
lain juga penting dalam proses adaptabilitas bank sampah.
Model linear adiktif yang sesuai dengan kondisi lapangan digunakan untuk
efesiensi ekonomis. Skala pengukuran efektivitas dan efisiensi adalah
interval dan rasio, yang kemudian diubah kedalam skala warna ordinal dengan
membentuk base line sebelumnya dari sisi efektivitas dan eisiensi. Sebelumnya
diperlukan perhitungan ekonomis secara sederhana yaitu : Pendapatan Total
usaha bank sampah = pendapatan dari sampah kering Pendapatan dari kompos + pendapatan
dari hasil produksi kerajinan + pendapatan pemberdayan program bank sampah
lainny. Kemudian perhitungan R/C yang merupakan perbandingan antara
penerimaan biaya yang dikeluarkan dalam program bank sampah dan jika R/C
lebih dari 1 maka usaha layak dijalankan. Kemudian titik impas BEP adalah
besarnya jumlah sampah terolah dimana bank sampah tidak dapat untung dan
tidak rugi, atau pada saat pendapatan bank sampah sama dengan nol.
Untuk mencari pengaruh faktor berkelanjutan pada bank smpah secara ekonomis
dapat dibuat model fungsi adiktif Q = f (N, A, L, M, Vsk, Vsb, Kp), dimana Q
adalah total pemasukan bank samph dari program pemberdayaan, N adalah jumlah
nasabah dan pengurus, A adalah jumlah area yang ikut dalam program bank
sampah, L adalah luas lahan untuk program bank sampah, M adalah jumlah jam
pemakaian mesin atau alat penunjang, Vsk adalah volume sampah kering, Vsb
adalah volume sampah basah terolah, Kp adalah jumlah jam keragaman program
pemberdayaan penunjang.
Dari studi kasus terhadap bank Sampah Gawe Rukun Tangerang, data sebanyak 7
buah untuk setiap variabel yang menggambarkan 7 kali pengambilan data dalam
kurun waktu tertentu menunjukn data ke 2,4, dan 7 mengalami peningkatan,
sedangkan data ke 3,5, dan 6 mengalami penurunan.
Berdasarkan
tiga model dari analisis ANOVA dengn sig sebesar 0,05 , model adiktif dapat
digunakan, sehingga persamaan linear adiktif yang diperoleh hasil log
Pemasukan bank sampah (Q) = 2.725 + 1,904 log jumlah nasabah aktif (N).
Koefisien elastisitas faktor sustain nasabah dan pengurus = 1,904 yang
berarti setiap penambahan atau pengurangan 1% nasabah dan pengurus akan
berpengaruh pada pemasukan bank sampah sebesar 1.904% ceteris paribus.
|
Nilai tersebut masih belum mencapai nilai
OEE yang ideal, yaitu 85%. Perbaikan nilai OEE
pada setiap
mesin di stasiun giling yang masih
memiliki nilai OEE di bawah nilai ideal sangat perlu
dilakukan untuk meningkatkan kinerja stasiun giling secara keseluruhan. Nilai tersebut masih belum mencapai nilai OEE
yang ideal, yaitu 85%.
Perbaikan nilai OEE pada setiap mesin di stasiun
giling yang
masih memiliki nilai OEE di bawah nilai ideasangat perlu dilakukan
untuk meningkatkan
kinerja stasiun giling secara keseluruhan.
Oleh karena itu, perbaikan
nilai OEE
terhadap
semua
mesin
di stasiun giling perlu dilakukan
dengan mencari dan
memperbaiki nilai tertinggi
faktor six big losses. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Telsang (2007)
bahwa nilai OEE yang tinggi dapat dicapai
dengan
menyingkirkan
six big losses yang merupakan
hambatan untuk mencapai efektivitas
mesin.
Hasil pengukuran six big losses
menunjukkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai OEE di
stasiun giling pada tahun 2013 adalah
faktor reduced speed
loss. Menurut Limantoro dan
Felecia (2013), reduced speed loss merupakan penurunan kecepatan produksi
yang timbul ketika kecepatan operasi actual bernilai lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
mesin yang telah dirancang untuk beroperasi. Bagian
instalasi PG Krebet Baru II Malang perlu melakukan evaluasi terhadap
kecepatan mesin-mesin di stasiun giling dalam beroperasi agar nilai actual
cycle time semua mesin dapat lebih mendekati nilai ideal cycle time pada masa
giling selanjutnya.
|
Kesimpulan
|
Adalah mungkin untuk melakukan pengukuran adaptabilitas yang terjadi pada
suatu sistem bank sampah
Jika model ini terbentuk, maka mampu memberikan pemahaman yang mendalam
dari keseluruhan sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank
sampah.
Jika sistem adaptabilitas ini kelak bisa teramati dan terukur, maka akan
berguna bagi pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya dan
membuat perencanaan selanjutnya dalam sistem bank sampah yang menuju
keberlanjutan.
|
Berdasarkan pengolahan data dan analisis
hasil yang telah dilakukan, maka pada penelitian
di Pabrik Gula Krebet Baru II Malang ini dapat ditarik
kesimpulan
bahwa nilai OEE yang diperoleh oleh
setiap mesin di stasiun
giling Pabrik Gula Krebet Baru II Malang masih
belum mencapai nilai OEE yang ideal, yaitu 85%. Faktor yang
sangat
berpengaruh terhadap nilai OEE di stasiun
giling Pabrik
Gula Krebet II
Malang adalah faktor
reduced
speed
loss
dengan nilai antara 49,67%
sampai dengan 63,50% yang merupakan
nilai tertinggi dibandingkan
dengan faktor six big losses
lainnya
|
Kelebihan
|
Penyelesaian masalah
diselesaikan dengan jelas, cara yang lengkap
|
Penulisan jurnal
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mulai dari
pendahuluan,masalah,tujuan,metode hingga pemecahan masalahnya serta
kesimpulan
|
Kekurangan
|
Agak susah dimengerti
|
Penulisan hasil
pembahasan tidak begitu detail, bagaimana cara memperolehnya tidak
disampaikan dengan runtut dan jelas
|
Link download :https://drive.google.com/open?id=1G2rR7eX9FTsTvWifF-35nnglE8y02aAY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar