Selasa, 07 November 2017

Tabel Perbandingan Jurnal I dan Jurnal II



Tabel Perbandingan  Jurnal I dan Jurnal II
Perbedaan
Jurnal I
Jurnal II
Judul
MODEL KONSEPTUAL UNTUK MENGUKUR ADAPTABILITAS BANK SAMPAH DI INDONESIA
PENERAPAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGEVALUASI KINERJA MESIN-MESIN DI STASIUN GILING PABRIK GULA KREBET II MALANG

Pendahuluan
Dalam buku profil Bank Sampah Indonesia 2012, yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dari bulan Februari sampai Mei di Jaw dan Kalimantan angka statistik jumlah bank sampah, penabung, sampah yang terkelola, dan penghasilan menunjukan peningkatan.
    Bank sampah akan berlanjut jika sistem yang ada dikendalikan oleh stakeholdernya yang menguasai sistem pemberdayaan masyarakat dalam bank sampah. Program terbaik yang dapat dilakukan bank sampah yang mengarah pada keberlanjutan adalah menciptakan sistem pengukuran dan pemberian penghargaan kepada pengurus,
      Proses adaptabilitas dalam bank sampah perlu diadakan benchmarking agar mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kemudian dapat dianalisis. Ukuran efisiensi adalah ukuran untuk memenuhi target yang ditetapkan dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan ukuran efektivitas adalah suatu ukura yang menyatakan seberapa jauh target yang telah ditetapkan oleh bank sampah tercapai.
    Belum adanya penelitian mengenai sistem pengukuran adaptabilitas bank sampah di Indonesia , maka disajikanlah suatu suatu ide model konseptuan dalam penelitian ini dengan harapan akan terbentuk pemahaman yang mendalam dari keseluruhan permasalahan atau sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank sampah yang apabila terwujud kelak bisa teramati dan terukur, maka akan berguna bagi pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya dan membuat perencanaan selanjutnya dalam sistem bank sampah tersebut.

Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok di Indonesia yang menjadikannya sebagai komoditas yang penting untuk dikonsumsi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia  (2009), prospek pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2-4,7 juta ton/tahun. Permintaan gula konsumsi dan gula rafinasi yang digunakan dalam industri makanan dan minuman meningkatkan estimasi pertumbuhan industri gula hingga 6 %. Peningkatan produksi gula  nasional dapat didorong dengan adanya pengoptimalan produksi gula pada setiap pabrik gula di Indonesia, termasuk pada pabrik Gula Krebet Baru II Malang yang merupakan pabrik gula milik PT PG Rajawali I. Pengoptimalan produksi gula dapat dilakukan dengan adanya bantuan kinerja mesin-mesin produksi yang tinggi. Namun, pabrik Gula Krebet Baru II Malang mengalami kenaikan jam berhenti mesin yang tinggi sebesar 66,64% dari masa giling sebelumnya, yaitu dari 200,13 jam menjadi 300,33 jam. Oleh karena itu,  pengukuran efektivitas mesin  diperlukan  untuk mengevaluasi kinerja mesin selama masa giling  dengan metode yang sering digunakan dan terkenal dalam bidang industri untuk mengevaluasi kinerja setiap mesin, yakni metode OEE (Overall Equipment Effectiveness).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk pemahaman dari seluruh permasalahan atau sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank sampah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja mesin- mesin di stasiun giling menggunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan menemukan faktor yang paling mempengaruhi nilai OEE dengan metode six big losses.

Metode Penelitian
Penelitian bersifat eksploratori, studi kasusnya diambil data dari bank sampah Gawe Rukun, Tanggerang. Metode pengambilan data dengan wawancara kepada pengelola bank sampah dan kuesioner kepada nasabah bank sampah.
Penelitian dilakukan dengan dua tahap, Tahap pertama adalah survey langsung dari lokasi penelitian untuk memperoleh data primer dengan cara melakukan wawancara kepada karyawan yang ada di bagian instalasi serta pihak lainnya yang terkait.
Tahap kedua dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mengumpulkan data dari studi pustaka dan dokumen yang ada di bagian instalasi terkait penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
Model pengukuran adaptabilats disini menggunakan skala ordinal dalam bentuk warna untuk mempermudah masyarakat membaca dan mendeteksi proses adaptabilitas. Indikator warna hijau menunjukan tidak amampu beradaptasi, merah menunjukan kurang mampu beradaptasi, kuning menunjukan cukup mampu beradaptasi, hijau menunjukan mampu beradaptasi, dan merah menunjukan sangat mampu beradaptasi. Adaptabilitas dipengaruhi oleh efektifitas yang diukur dengan OEE (overall equipment effectiveness), efisiensi, behaviour nasabah dan reason nasabah untuk berpartisipasi dalam progrm bank sampah. Peran PEMDA dan LSM atau komunitas lain juga penting dalam proses adaptabilitas bank sampah.
    Model linear adiktif yang sesuai dengan kondisi lapangan digunakan untuk efesiensi ekonomis. Skala pengukuran efektivitas dan efisiensi adalah interval dan rasio, yang kemudian diubah kedalam skala warna ordinal dengan membentuk base line sebelumnya dari sisi efektivitas dan eisiensi. Sebelumnya diperlukan perhitungan ekonomis secara sederhana yaitu : Pendapatan Total usaha bank sampah = pendapatan dari sampah kering Pendapatan dari kompos + pendapatan dari hasil produksi kerajinan + pendapatan pemberdayan program bank sampah lainny. Kemudian perhitungan R/C yang merupakan perbandingan antara penerimaan biaya yang dikeluarkan dalam program bank sampah dan jika R/C lebih dari 1 maka usaha layak dijalankan. Kemudian titik impas BEP adalah besarnya jumlah sampah terolah dimana bank sampah tidak dapat untung dan tidak rugi, atau pada saat pendapatan bank sampah sama dengan nol.
    Untuk mencari pengaruh faktor berkelanjutan pada bank smpah secara ekonomis dapat dibuat model fungsi adiktif Q = f (N, A, L, M, Vsk, Vsb, Kp), dimana Q adalah total pemasukan bank samph dari program pemberdayaan, N adalah jumlah nasabah dan pengurus, A adalah jumlah area yang ikut dalam program bank sampah, L adalah luas lahan untuk program bank sampah, M adalah jumlah jam pemakaian mesin atau alat penunjang, Vsk adalah volume sampah kering, Vsb adalah volume sampah basah terolah, Kp adalah jumlah jam keragaman program pemberdayaan penunjang.
    Dari studi kasus terhadap bank Sampah Gawe Rukun Tangerang, data sebanyak 7 buah untuk setiap variabel yang menggambarkan 7 kali pengambilan data dalam kurun waktu tertentu menunjukn data ke 2,4, dan 7 mengalami peningkatan, sedangkan data ke 3,5, dan 6 mengalami penurunan.
Berdasarkan tiga model dari analisis ANOVA dengn sig sebesar 0,05 , model adiktif dapat digunakan, sehingga persamaan linear adiktif yang diperoleh hasil log Pemasukan bank sampah (Q) = 2.725 + 1,904 log jumlah nasabah aktif (N). Koefisien elastisitas faktor sustain nasabah dan pengurus = 1,904 yang berarti setiap penambahan atau pengurangan 1% nasabah dan pengurus akan berpengaruh pada pemasukan bank sampah sebesar 1.904% ceteris paribus.

Nilai tersebut masih belum mencapai nilai OEE yang ideal, yaitu 85%. Perbaikan nilai OEE pada setiap mesin di stasiun giling yang masih memiliki nilai OEE di bawah nilai ideal sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja stasiun giling secara keseluruhan. Nilai tersebut masih belum mencapai   nilai   OEE   yang   ideal,   yaitu   85%. Perbaikan nilai OEE pada setiap mesin di stasiun giling yang masih memiliki nilai OEE di bawah nilai ideasangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja stasiun giling secara keseluruhan.
Oleh karena itu, perbaikan  nilai  OEE  terhadap  semua  mesin  di stasiun giling perlu dilakukan dengan mencari dan memperbaiki nilai tertinggi faktor six big losses. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Telsang (2007) bahwa nilai OEE yang tinggi dapat dicapai dengan menyingkirkan six big losses yang merupakan hambatan untuk mencapai efektivitas mesin.
Hasil pengukuran six big losses menunjukkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai OEE di stasiun giling pada tahun 2013 adalah  faktor  reduced  speed  loss.  Menurut Limantoro dan Felecia (2013), reduced speed loss merupakan penurunan kecepatan produksi yang timbul ketika kecepatan operasi actual bernilai lebih kecil  dibandingkan dengan  kecepatan  mesin  yang telah  dirancang untuk beroperasi. Bagian instalasi PG Krebet Baru II Malang perlu melakukan evaluasi terhadap kecepatan mesin-mesin di stasiun giling dalam beroperasi agar nilai actual cycle time semua mesin dapat lebih mendekati nilai ideal cycle time pada masa giling selanjutnya.

Kesimpulan
Adalah mungkin untuk melakukan pengukuran adaptabilitas yang terjadi pada suatu sistem bank sampah
Jika model ini terbentuk, maka mampu memberikan pemahaman yang mendalam dari keseluruhan sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank
sampah.
Jika sistem adaptabilitas ini kelak bisa teramati dan terukur, maka akan berguna bagi pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya dan membuat perencanaan selanjutnya dalam sistem bank sampah yang menuju keberlanjutan.

Berdasarkan pengolahan data dan analisis hasil yang telah dilakukan, maka pada penelitian di Pabrik Gula Krebet Baru II Malang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai OEE yang diperoleh oleh setiap mesin di stasiun giling Pabrik Gula Krebet Baru II Malang masih belum mencapai nilai OEE yang ideal, yaitu 85%. Faktor  yang  sangat  berpengaruh terhadap nilai OEE di stasiun giling Pabrik Gula Krebet II Malang  adalah  faktor  reduced  speed  loss  dengan nilai antara 49,67% sampai dengan 63,50% yang merupakan   nilai   tertinggi   dibandingkan   dengan faktor six big losses lainnya

Kelebihan
Penyelesaian masalah diselesaikan dengan jelas, cara yang lengkap
Penulisan jurnal menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mulai dari pendahuluan,masalah,tujuan,metode hingga pemecahan masalahnya serta kesimpulan
Kekurangan
Agak susah dimengerti
Penulisan hasil pembahasan tidak begitu detail, bagaimana cara memperolehnya tidak disampaikan dengan runtut dan jelas




Link download :https://drive.google.com/open?id=1G2rR7eX9FTsTvWifF-35nnglE8y02aAY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar